Sakit Kepala Terus Menerus Bagian Belakang
Penyebab Sakit Kepala Terus-Menerus
Seperti yang telah dijelaskan, sakit kepala berkepanjangan dapat terjadi karena kondisi medis lain maupun kondisi yang belum bisa dipastikan. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya.
Penyebab terjadinya sakit kepala terus-menerus yang primer hingga saat ini belum bisa dipastikan. Namun, beberapa kondisi yang diduga menjadi pemicu terjadinya kondisi ini, antara lain:
Penyebab Bersin Terus Menerus
Berikut ini beberapa penyebab bersin terus menerus:
Sakit kepala tegang (tension headache)
Sakit kepala tegang adalah salah satu penyebab yang paling umum dari timbulnya sakit di atas kepala.
Rasa sakit kepala yang satu ini biasanya terasa tidak nyaman meski tidak terlalu parah. Umumnya, rasa sakit yang dialami seolah kepala sedang diremas-remas dan terdapat beban yang amat berat di pucuk kepala. Beberapa orang bahkan merasakan sakit kepala di ubun-ubun ini menjalar hingga pundak dan leher.
Pemicunya kemungkinan karena otot pada leher dan belakang kepala yang meregang, stres emosional, kelelahan, postur tubuh yang terlalu membungkuk, kurang minum air, infeksi sinus (sinusitis), mata lelah karena berjam-jam di depan komputer, hingga kurang tidur.
Tekanan yang Anda rasakan pada sekitar leher membuat otot di leher, wajah, rahang, hingga kulit kepala ikut terasa tegang.
Penyebab lain dari sakit kepala bagian atas adalah migrain. Saat mengalami migrain, Anda akan merasakan kepala seperti berdenyut yang perlahan-lahan semakin terasa sakit. Rasa sakit ini bisa berawal dari sisi kepala Anda dan berpindah ke bagian atas atau justru sebaliknya. Bahkan, rasa sakit ini bisa terasa hingga ke belakang leher.
Gejala lain yang mungkin Anda alami saat migrain adalah mual, tangan terasa dingin, dan Anda menjadi lebih sensitif terhadap cahaya dan suara.
Penyebab migrain termasuk perubahan hormon, gangguan tidur, bau yang terlalu tajam, kebiasaan merokok, dan kebiasaan melewatkan jam makan.
Jika Anda sedang mengalami migrain, hindari melakukan aktivitas dan upayakan untuk beristirahat di rumah. Pergerakan sederhana seperti berjalan atau membersihkan rumah dapat memperburuk kondisi tersebut, apalagi jika harus beraktivitas di luar.
Kapan Anda Harus ke Dokter?
Bila Anda sudah mencoba beberapa tips di atas, tetapi sakit kepala terus-menerus masih terjadi, jangan menunda untuk periksa ke dokter spesialis saraf. Selain itu, pemeriksaan dengan dokter spesialis juga diperlukan untuk keluhan yang ditandai dengan sakit kepala seperti berikut ini:
Baca juga: Terapi Akupunktur Tangani Migrain yang Mengganggu
Pemeriksaan oleh dokter spesialis saraf akan membantu Anda mendapatkan penanganan yang sesuai. Jadi, kondisi ini tidak menyebabkan aktivitas Anda terganggu. Selain itu, penanganan yang sesuai juga diperlukan untuk mencegah komplikasi sakit kepala terus-menerus, baik berupa gangguan tidur, kecemasan, depresi, maupun gangguan psikologis lainnya.
Berbagai penanganan yang diberikan oleh dokter spesialis saraf di RS Pondok Indah akan membantu Anda pulih dengan lebih cepat. Sebab, dokter spesialis kami telah didukung dengan fasilitas medis berteknologi terbaru. Sehingga proses pemeriksaan, maupun penanganan bisa lebih maksimal. Jadi, jangan biarkan sakit kepala terus-menerus mengganggu aktivitas Anda dengan memeriksakan diri ke RS Pondok Indah caang terdekat, sekarang juga!
Apa yang Harus Dilakukan?
Sebagaimana mengatasi sakit kepala sebelah kiri, sakit kepala sebelah kanan dan sakit kepala bagian belakang, untuk mengatasi sakit kepala terus-menerus, perlu dilakukan pemeriksaan menyeluruh. Hal itu diperlukan untuk menentukan pemicu sakit kepala, apakah karena gangguan saraf atau infeksi. Anda juga akan dimintai penjelasan mengenai riwayat sakit kepala yang dirasakan. Jika penyebabnya belum jelas, dokter dapat melakukan CT-scan atau MRI.
Kemungkinan dokter Anda perlu bekerjasama dengan spesialis, seperti neurolog atau psikiater, untuk menemukan penyebabnya dan menegakkan diagnosis. Pada sebagian kasus, terdapat kemungkinan sakit kepala konstan membutuhkan pengobatan jangka panjang.
Yang juga perlu diperhatikan adalah para penderita sakit kepala terus-menerus juga berisiko mengalami gangguan lain. Misalnya kecemasan, gangguan tidur, depresi, serta gangguan fisik dan psikologis lainnya.
Jangan remehkan sakit kepala terus-menerus yang Anda alami. Segera konsultasikan dengan dokter jika sakit kepala yang Anda alami tidak segera mereda.
Sakit kepala bisa menyerang bagian kepala mana saja, termasuk bagian atas. Umumnya sakit kepala atau pusing pada bagian atas memunculkan sensasi tertekan seolah Anda sedang membawa beban berat di puncak kepala. Berikut informasi penyebab dan cara mengatasi sakit kepala bagian atas.
Penyebab Sering Mengantuk Meski Sudah Cukup Tidur
Kantuk adalah ketika seseorang merasa mengantuk atau lelah secara tidak normal di siang har. Mengantuk dapat menimbulkan gejala lainnya, seperti lupa atau tertidur pada waktu yang tidak tepat.
Berbagai hal dapat menyebabkan orang sering mengantuk. Hal ini dapat berkisar dari kondisi mental dan pilihan gaya hidup hingga kondisi medis yang serius. Bahkan terkadang penyebab kantuk tidak mudah diketahui.
Berikut ini berbagai macam penyebab orang sering mengantuk, di antaranya:
Kurangnya olahraga dan aktivitas fisik dapat menyebabkan penurunan kondisi sistem muskuloskeletal dan kardiovaskular tubuh serta menurunkan suasana hati, yang semuanya menyebabkan kelelahan dan rasa kantuk.
Penelitian telah menunjukkan bahwa semakin sering seseorang melakukan aktivitas fisik secara teratur, semakin besar kemungkinan tubuh merasa energik.
Olahraga telah terbukti dapat membantu menghilangkan rasa lelah yang disebabkan oleh berbagai kondisi medis, mulai dari kanker, penyakit autoimun, hingga depresi.
Baca juga: Manfaat Buah Pepaya bagi Kesehatan Tubuh
Lelah pada mata, postur tubuh buruk dan faktor lain
Saat dilihat kembali, ternyata ada pula faktor-faktor lain yang menjadi penyebab sakit kepala di bagian atas, seperti kelelahan pada mata, postur tubuh yang buruk, sampai menggertakkan gigi, dan ketegangan otot-otot di atas kepala.
Apalagi kalau Anda mengalami cedera fisik di bagian tersebut dan nyerinya menyebar menjadi sakit kepala.
Sakit kepala cluster (cluster headache)
Sakit kepala kluster juga dapat memicu timbulnya sakit kepala di bagian atas. Umumnya sakit kepala yang satu ini lebih terasa di bagian belakang kepala. Namun, nyeri dapat menjalar dan berpindah hingga ke area atas kepala.
Rasa nyeri akibat sakit kepala cluster biasanya terjadi berulang kali. Bahkan, ada yang mungkin merasakan sakitnya sebanyak delapan kali dalam sehari. Rasa sakit yang Anda alami mungkin memuncak setelah 5-10 menit lamanya. Setelah itu, rasa sakit ini bisa terasa hingga kurun waktu tiga jam.
Saat mengalaminya, mata dan hidung Anda mungkin memerah dan membengkak di sisi kepala yang terasa sakit. Tak hanya itu, Anda mungkin lebih sensitif terhadap cahaya, suara, hingga bau-bauan.
Semakin kurang tidur, Anda akan merasakan sakit di puncak atas kepala. Rasa sakitnya dapat dibarengi dengan kelelahan dan rasa lesu saat beraktivitas.
Tidak hanya itu, sakit kepala yang Anda alami di bagian atas juga bisa berasal dari postur tubuh yang tidak baik saat sedang tidur.
Sakit atau masalah pada tulang belakang Anda mungkin lebih terasa saat Anda sedang tidur sehingga menimbulkan sakit kepala terutama saat bangun. Rasa sakit biasanya seperti adanya tekanan di puncak kepala dan kepala terasa lebih berat dari biasanya. Sakit kepala ini biasa juga disebut sebagai sakit kepala hipnik.
Sakit kepala terus menerus bisa menjadi tanda terjadinya peradangan pembuluh darah pada otak, infeksi, hingga tumor otak. Waspadai gejala dan cara mengatasinya.
Semua orang pasti pernah mengalami sakit kepala setidaknya sekali dalam seumur hidupnya. Sakit kepala yang terjadi umumnya tidak berlangsung lama dan hanya terjadi sesekali saja. Namun, ada beberapa sakit kepala yang menetap untuk waktu lama atau sakit kepala terus-menerus, yang tentunya bisa mengganggu kegiatan penderitanya.
Untuk mencegahnya, ketahui penyebab terjadinya sakit kepala terus-menerus dalam artikel berikut ini.
Sindrom Burung Hantu
Orang yang menderita sindrom fase tidur tertunda (DSPS) atau disebut sindrom burung hantu (owl syndrome), paling aktif di malam hari dan sering kali merasa mengantuk dan lesu di siang hari.
Ritme sirkadian membuat tubuh seseorang tetap waspada di siang hari dan membantunya rileks saat malam tiba. Bagi penderita sindrom burung hantu, ritme sirkadian berjalan lebih lambat dan hal ini menyebabkan keinginan alami untuk tertidur lebih lama dan bangun lebih lambat dibandingkan dengan mereka yang memiliki siklus tidur/bangun yang lebih umum.
Narkolepsi adalah suatu kondisi neurologis yang menyebabkan seseorang tertidur secara tiba-tiba dan pada waktu yang tidak tepat.
Penderita narkolepsi biasanya akan mengalami rasa kantuk yang ekstrem dan terus-menerus sepanjang hari. Sebagian besar orang dengan kondisi ini juga akan mengalami satu atau lebih gejala, termasuk gangguan tidur, kelumpuhan tidur, dan halusinasi.
Baca juga: Bahaya Sinar Ultraviolet (UV) untuk Tubuh Manusia
Parasomnia adalah gangguan tidur yang melibatkan peristiwa atau pengalaman fisik yang tidak biasa dan tidak diinginkan yang mengganggu tidur.
Parasomnia dapat terjadi sebelum, saat tidur, atau saat terbangun dari tidur. Jika menderita parasomnia, Anda mungkin mengalami gerakan tidak normal, berbicara, mengekspresikan emosi, atau melakukan hal-hal yang tidak biasa.
Gangguan tidur ini dapat mengurangi kualitas tidur sehingga dapat menyebabkan rasa kantuk esok harinya. Hal ini dapat menimbulkan efek negatif pada kesehatan.
Itu dia berbagai macam penyebab sering mengantuk yang jarang disadari. Dengan mengenali penyebabnya dapat membantu Anda mencegah rasa kantuk di siang hari agar tidak mengganggu pekerjaan atau aktivitas lainnya.
Bersin terus menerus nih, pertanda apa, ya? Mungkin kamu pernah mendengar beragam mitos tentang bersin, mulai dari sedang dibicarakan orang lain hingga pertanda ada yang kangen. Yuk, simak ulasan seputar mitos dan fakta tentang bersin terus menerus di artikel ini.
Sebenarnya, bersin merupakan salah satu reaksi alami tubuh untuk menyingkirkan benda asing yang mengganggu saluran pernapasan. Butiran debu, bulu binatang, hingga kuman, yang terhirup dan terjebak di hidung serta tenggorokan bisa menimbulkan respons tubuh berupa bersin hingga batuk.